Minggu, 17 Agustus 2008

Memaknai Kehidupan ( Why Your Living )

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang diberi umur panjang dan baik amalnya. Sebaliknya sejelek-jelk manusia adalah orang yang diberi umur panjang namun jelek amalnya"

Hidup merupakan ruang gerak bagi manusia. Jika manusia tidak bergerak, akan tampak seperti mayat. Begitu juga dengan khidupan, jika tidak ada kehidupan, alam ini hanya dihiasi dengan kesunyian. Namun, permasalannya bagaimana manusia menjalani kehidupan dengan baik, menjalani kehidupan yang penuh dengan onak dan cabaran, menghadapi gagap gempitnya kehidupan, sehingga berbuah manfaat di dunia dan akhirat.

Menurut islam, hidup bagi manusia bukan suat yang sia-sia. Hidup adalah titipan ilahi untuk memberi kesempatan, lalu dapat diketahui siapa diantara manusia yang paling baik amalnya. Lantas, apa tujuan hidup kita yang sebenarnya?

Tujuan kita hidup didunia ( Our aim lives in the world ) adalah untuk hidup. Maksudnya, hidup kita didunia merupakan perbendaharaan untuk hidup kita diakhirat kelak. Jika kita hidup di dunia dengan menaruh benih kebaikan, maka di kehidupan selanjutnya (di akhirat) kita akan menuai kebaikan pula. Begitupun sebaliknya, jika kita hidup di dunia dengan menaruh benih keburukan, maka keburukan pula yang akan kita dapatkan di kehidupan selanjutnya. Manusia diberi kehidupan di dunia untuk dipertanggung jawabkan setelah kematian.

Suatu ketika, khalifah Sulaiman bin Abdul Malik mengajukan dua petanyaan kepada Abu Hazm, " Mengapa kita begitu betah hidup di dunia yang penuh dengan cobaan dan ujian, padahal panas dan perubahan fisik manusia dari masa ke masa pada hakikatnya adalh langkah langkah ajal menuju liang kubur?" Abu Hazm menjawab, " karena kita terlalu berminat membangun istana di dunia dan lupa membangun istan di akhirat. "

Pertanyaan yang kedua, " Tebakalah nasibku di akhirat? " Abu Hazm menjawab,"Bercerminlah pada Al-Quran, renungkanlah perintah-perintah yang telah Baginda lakukan dan larangan-larangan yang telah Baginda hindari, disana nasib Baginda akan terjawab.

Ada kata bijak dari Ibnu Talmiyah, " Bila di hatimu tak ada kelezatan yang bisa kamu dapatkan dari amal yang kamu lakukan, maka curigailah hatimu, "Semoga kita dapat menjalani hidup ini dengan hati yang tawakal"

Hikmah oleh Muhammad Shofwan.